![]() |
Sumber: sabarjunianto.blogspot.com |
Ketergantungan segala aktifitas (amal) manusia kepada maksudnya (baca:niat) adalah hal yang sangat menarik. Hal ini menunjukkan beberapa pelajaran penting.
Pertama, niat itu posisinya lebih tinggi dari pada amal. Jika posisinya lebih tinggi maka tentu menggapainya lebih sulit dari pada amal.
Kedua, niat itu lebih utama dan pertama dari pada amal-amal. Lebih utama karena dengannya amal-amal menjadi mempunyai kualitas. Pertama karena ia harus mendahului amal-amal.
Ketiga, niat akan menjadi pembeda beberapa orang yang melaksanakan amalan yang sama di hadapan Allah SWT. Bahkan ketika seluruh manusia tak dapat membedakan.
Niat terbagi menjadi tiga. Dasar pembagiannya hanya berdasarkan pada zahir hadits niat yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Tentu banyak sekali pembagiannya jika didasarkan pada teks lain.
Pertama, niat karena Allah dan Rasul-Nya. Kedua, niat karena perempuan yang akan dia nikahi. Dan ketiga, niat karena dunia yang akan ia dapatkan.
Pada aplikasinya, ada sedikit manusia yang bergerak dalam amal-amalnya tanpa peduli siapa yang melihat, berapa harta yang akan dia dapatkan. Jiwanya terpenuhi nama Allah yang Maha Melihat di saat tak ada seorang pun yang melihat. Hatinya tak pernah perih karena tak ada sedikit dari harta dunia yang ia dapatkan, karena hatinya telah dicukupi oleh Dzat yang Maha Kaya.
Ada pula yang mau bergerak karena telah merasa pasti bahwa prospek bisnis dan masa depannya akan cerah. Ada pula seorang pemuda yang tiba-tiba begitu rajin ke masjid karena calon mertuanya selalu terlihat di masjid. Dan Allah pun hanya melihat terhadap niatnya.
Akhirnya, ketika niat menjadi lebih baik, pertama dan utama dibanding dengan amal apa pun itu, maka jadikanlah ia lebih baik di dalam diri kita. Tempatkanlah ia pertama sebelum apapun dan letakkanlah ia lebih tinggi dalam jauhnya tatapan mata kita. Wallahu a'lam.
Rep: Muhammad Idris
Editor: Admin
Rep: Muhammad Idris
Editor: Admin
0 komentar :
Post a Comment