www.domainesia.com

Inilah Hakekat Hijrah dalam Kehidupan Seorang Muslim


Penajatim.com, Gresik - Berhijrah adalah berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Itulah makna hijrah kalau dilihat secara dzahir (fisik). Namun kalau dilihat dari sisi esensinya, hijrah bisa bermakna pindah dari kejelekan menuju kebaikan. Bisa juga bermakna, dari kafir berubah menjadi muslim, atau dari sibuk mengurus dunia menjadi sibuk mengurus akhirat. Berpindah haluan, dari sibuk dalam semua urusan dunia yang tidak ada kitannya dengan agama, menjadi sibuk dalam agama.

Demikian disampaikan oleh H.M. Masrur Malik, MA,  kepada penajatim.com dalam acara kajian rutin bulanan FOSPIQ Gresik dan LPPIQ Surabaya di Masjid Nurul Jannah, Petrokimia, Gresik, Rabu (19/10).

“Kita nantinya pasti berhijrah dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat. Maka sibukkan diri dalam agama. Jika tidak, maka kita akan sibuk akan tetapi tidak dalam agama. Dan gunakan waktumu untuk agama. Jika tidak, maka waktumu tetap akan terpakai tapi tidak untuk agama. Habiskan hartamu untuk agamamu. Jika tidak, maka hartamu tetap akan habis tapi tidak untuk agama. Matilah engkau demi agama. Kika tidak, maka engkau tetap mati tapi tidak demi agama”, ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa hendaknya semua amalan diniatkan semua untuk akherat terlebih dahulu, baru dunia akan mengikuti. Jika kita hanya menyibukkan urusan dunia maka akherat tidak akan menghampiri diri kita.

“Barang siapa yang setelah bangun tidur kemudian dia sibuk melayani Allah, maka Allah memerintahkan dunia untuk melayani orang-orang tersebut dan barang siapa yang setelah bangun tidur dia sibuk melayani dunia, maka Allah mengutus dunia untuk menjadikan orang tersebut hambanya dunia,” tambahnya.

Alumni Universitas Yaman ini kemudian menyetir Firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam Q.S. An-Nisa’ ayat 100: "Barang siapa berhijrah niatnya untuk akherat maka dia akan menjumpai dunia penuh dengan keperluannya”.

Lelaki dengan ciri khas bersorban ini menjelaskan bahwa manusia yang cerdas menurut Rasulullah ialah ketika hidup di dunia dia tundukkan hawa nafsunya, dan dia mempersiapkan diri dengan banyak beramal shaleh sebagai bekal untuk akhiratnya kelak .

Pengajar lembaga pendidikan berbasis pesantren di Surabaya ini juga menjelaskan bahwa sukses hidup seseorang tidak dapat dilihat dari pangkat dan jabatan atau harta yang dimiliki oleh seseorang. Menurutnya, pangkat dan jabatan tidak menjamin suksesnya seseorang. Contoh nyata dari hal tersebut adalah Fir’aun. Dia mempunyai jabatan tinggi yaitu menjadi raja. Tapi jabatan itu tidak membuatnya dekat kepada Allah, malah dia menyebutkan bahwa dia adalah Tuhan. Begitu juga dengan Qorun, anak buahnya. Dia memiliki kekayaan yang sangat banyak, tapi justru sombong dan menjauh dari Allah.

“Harta kekayaan berlimpah tidak menjamin suksesnya seseorang dan Qorun mempunyai harta kekayaan yang berlimpah, tapi harta tersebut tidak dapat mendekatkan dia kepada Allah”, ujarnya di hadapan ratusan jamaah yang terdiri dari  FOSPIQ Gresik, LPPIQ Surabaya, Pos dai BMH Gresik dan jama’ah sekitar..

“Semoga dalam sisa umur kita ini, kita dapat hijrah untuk mendapat ridha Allah subhanahu wa ta'ala, Aamiin,” pungkasnya sebelum menutup kegiatan ini.⁠⁠⁠⁠

Reporter : A. Rahmat
Editor : Ibnu Jumro

About diehanue-mars

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Post a Comment