www.domainesia.com

Dakwah ; Selendang Kemuliaan Ummat

Ada satu 'tugas' mulia yang hanya Allah sandangkan kepada para Rasul, namun kepada umat nabi Muhammad, Allah wajibkan pelaksanaannya. 'Tugas' tersebut bernama dakwah.

Coba, buka sedikit lembaran kisah perjalanan para Rasul. Mulai dari Nabi Nuh hingga Isa a.s. Tugas menyeru kepada jalan yang hak, hanya dipikulkan kepada orang-orang tertentu saja. Yaitu para Rasul-Nya.

Berbeda dengan umat nabi Muhammad Saw. Selain Rasulullah sebagai penghulu, setiap individu dari umat beliau, juga memikul kewajiban yang sama; menjadi da'i yang menyeru yang hak dan mencegah yang bathil.

Ini artinya, dengan perantara dakwah ini, umat Islam telah melaksanakan misi para Rasul, utusan Allah. Sungguh ini adalah misi mulia. Karena para pemikulnya adalah orang-orang mulia lagi terpilih.

Dan sejatinya, hal inilah yang bisa menjadikan umat ini mulia. Karena aktivitasnya dipenuhi kemuliaan. Tidak ada kayivitas yang lebih mulia di muka bumi ini, kecuali dakwah. Sebab, Nabi Muhammad SAW sendiri, diutus untuk merealisasikan dakwah ini.

"Tidaklah Aku diutus dimuka bumi ini, kecuali u tuk menegakkan kalimat 'Laa Ilaaha Illallah'", tegas beliau.

Di sabda yang lain, beliaupun menjelaskan akan 'target' utama 'kedatangannya' di muka bumi ini, dengan sabdanya; "Tidaklah Aku diutus di muka bumi ini, kecuali untuk menyempurnakan akhlak manusia".

Sedangkan terkait dengan 'turunnya' kewajiban untuk setiap orang bergerilya berdakwah, Allah berfirman dalam al-Qur'an,

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” ( At Taubah : 71 ).

Dan, inilah bentuk teguran keras Allah dan Rasul-Nya, bila sampai menanggalkan misi dakwah ini;

 “Demi Dzat yang diriku berada di tangan–Nya. Hendaklah kalian benar-benar melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. Dan Hendaklah kalian benar-benar mengambil tangan orang yang bodoh dan membawanya kepada kebenaran atau Allah benar-benar akan memukul hati sebagian kalian dengan sebagian lainnya, kemudian melaknat kalian sebagaimana Allah melaknat mereka (al-hadist)”

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Bakar RA beliau berkata, "Sesungguhnya kami pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya jika manusia melihat seseorang melakukan kedzaliman, kemudian mereka tidak mencegah orang itu, maka Allah akan meratakan adzab kepada mereka semua" (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

Darurat Dakwah

Dari uraian singkat di atas, maka kita bisa mengambil benang merah, tak seyogyanya kaum muslimin meninggalkan dunia dakwah ini. Sebaliknya, mereka harus bergegas dalam menyerukannya.

Apa lagi dalam konteks kekinian. Ummat sangat butuh pencerahan. Terlalu banyat kesesatan yang berkembang. Ustadz-ustadz gadungan pun silih berganti hadir. Tak jarang kelompok ini, justru menjerumuskan kepada pemahaman yang sesat.

Belum lagi soal intelektual-inyelektual yang beraliran kiri, yang maunya hanya mengiblat ke Barat. Sungguh dampak kerusakannya terasa sekali. Tidak sedikit para mahasiswa, yang belajar ushuluddin, justru uculuddin (meminjam istilah Dr. Adian Husaini), setelah mereka lulus.

'Ucul' adalah ungkapan bahasa Jawa, yang artinya lepas. Maksud dari ungkapan tersebut, banyak mahasiswa yang memdalami ilmu agama di universitas-universitas Islam, namun ketika keluar, mereka justru lepas agama.

Pehaman mereka begitu dangkal. Mereka tidak hanya abai terhadap urusan agama, namun juga hadir sebagai penentang agama.

Inilah realitas yang terjadi di lapangan. Ini semua tidak bisa dibiarkan. Sangat berbahaya. Kesesatan bisa merajalela. Kalau sudah demikian, murka Allah bisa menimpa kita semua. Na'udzu billahi min dzalik.

Tak Melulu Ceramah

Ingat, tuntunan dari agama adalah menyeru kita untuk senantiasa mengajak kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Lalu bahaimana langkahnya?

Nah, di sini jangan sampai menyempitkan makna seruan ini, hanya dengan berceramah. Tidak. Sebab, perintahnya adalah mengajak. Namanya pengajak, maka tinggal kita lihat dimana sumber kebaikan itu, kita seru teman kita.

Kalau kita memang memiliki kapasitas untuk memberikan pencerahan, mengapa tidak kita lakukan. Tapi kalau tidak, maka tengoklah di luar sana, kiranya banyak sumber-sumber kebaikan yang bisa didatangi.

Ajak kawan-kawan atau kerabat-kerabat menuju ke sana. Ini adalah sebuah langkah mengajak kebaikan. Maka bagi yang tugasnya menempel poster di jalan-jalan, di masjid-masjid, dan lain-lain, jangan berkecil hati. Sesungguhnya itu juga bagian dari dakwah, karena mengajak kebaikan.
Tinggal satu komponen lagi untuk mendapat nilai di sisi-Nya, yaitu menjaga keikhlasan, bahwa setiap bagian yang kita lakukan dalam sarana suksesi dakwah, adalah hanya untuk mendapatkan ridha Allah.

Jadi, banyak langkah yang bisa ditempuh, untuk merealisasikan perintah dakwah ini. Sehingga, tidak ada alasan lagi, tidak ikut ambil bagian dalam urusan dakwah, karena merasa tidak bisa ceramah.

Akhir pembahasan, mari kita berdoa, semoga Allah tumbuhkan dalam diri kita ini ghirah unyuk berdakwah. Harapannya, semoga dengan menggemanya aktivitas dakwah ini, akan meninggikan derajat kaum muslimin di muka bumi ini, lebih-lebih di sisi Allah. Sehingga predikat umat termulia pun bisa kita capai dan rasakan. Amiin. Wallahu ‘alamu bish-shawab.


Rep: Khairul Hibri
Editor: Admin

About diehanue-mars

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Post a Comment