www.domainesia.com

Semut Sariawan


PENA JATIM - Pernah mendengar istilah, "ada gula, ada semut"? Insya Allah, sangat akrab, yah.

Secara tersurat, pribahasa ini menggambarkan, betapa semut tak bisa dipisahkan dari gula. Bila ada butiran gula tercecer di lantai, sekalipun berada pada tingkat berapapun dari sebuah bangunan, bisa dipastikan, semut akan mengerumuninya.

Jadi terbayang, betapa doyan (suka/gemar/hobi) semut pada gula. Karena kesukaannya itu, sejauh apapun letak gula, atau sekecil apapun peluang untuk mencapainya, si semut akan senantiasa berupaya merengguhnya, meski sedikit demi sedikit.

Tingginya gedung bukanlah persoalan. Eratnya tutup toples bukan menjadi hambatan untuk berjuang mendapatkan makanan favoritnya; gula. Apa lagi kalau sampai berceceran. Semakin riang gembiralah si semut.

Karena 'watak keras'nya ini, maka setiap orang yang memiliki makanan yang berbau manis-manis, akan sangat waspada terhadap semut. Ada yang mengambil langkan menaruhnya di dalam mangkok berisi air, bahkan ada pula yang lebih ekstrim, memberi kapur anti hama, agar semut langsung mati, bila coba-coba berani mendekati manisan/gula itu.

Karena demikian dahsyat 'hobi' yang dimiliki dalam mengonsumsi manis-manisan, maka akan masuk kategori 'keajaiban dunia' bila ada semut yang tidak suka makan gula. Ini mustahil. Kalaupun umpama ada, boleh jadi si semut tengah terkena sariawan, yang artinya ia tengah mengalami kendala dalam mengunyah makanan, sehingga memilih untuk tidak mengonsumsinya. Sekali lagi. Ini mustahil. Mana ada semut terkena sariawan.

Gula dan Tulisan

Bila semut hobinya adalah gula, lalu bagaimana dengan penulis, kira-kira apa hobinya? , sudah pastilah, ya menulis. Dibilang hobi menulis, karena ia gemar menulis.
Maka sama dengan si semut. Akan sangat terasa janggal, bila ada seseorang telah memproklamirkan diri sebagai penulis, atau hendak menjadi penulis, namun tidak lekas nulis-nulis.

Seharusnya, ia meniru langkah si semut, senantiasa berusaha menulis, dalam segala kondisi. Tak perlu panjang-panjang terlebih dahulu, terutama bagi pemula. Tapi cukuplah berusaha istikomah menulis dari hari ke hari.

Kesulitan ide, kesukaran merangkai kata, kehilangan fokus tulisan, adalah di antara rintangan dalam suksesi menghasilkan tulisan. Maka terjang, bukan mundur.
Itu jurus kalau terbentur dengan rintangan. Lalu bagaimana kalau tidak ada rintangan sama sekali? Ide menyeruak di benak. Pikiran tenang. Waktu kosong tersedia. Alat-alat tulis dalam kondisi prima.

Maka ini sama halnya, semut mendapatakan tumpukan manisan yang bercecer di lantai begitu saja. Maka pasti tahukan apa yang terjadi?
Gundukan gula itu, dalam waktu sekejap akan dipenuhi oleh semut. Begitu kiranya penulis yang dikaruniai kemudahan semisal di atas dalam berkarya tulis. Maksimalkanlah sebaik-baiknya. Buatlah tulisan sebanyak-banyaknya. Mumpung mendapat rezeki nomplok.

Teks: Khairul Hibri, Ketua PENA Jawa Timur
Foto: Andre Rahmatullah, Tinggal di kakrahmat.blogspot.com
Sumber: BBM (Bahan Bakar Menulis) VOL; 26


About diehanue-mars

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Post a Comment