www.domainesia.com

Copet Gagal dengan Kalimat Tawakkal

Siang itu, cuaca Surabaya sangat panas. Membuat saya gerah. Belum lagi ditingkahi lalu lintas yang macet parah. Angkutan kota yang saya naiki sudah sekitar 15 menit tak bergerak. Berjalan beberapa saat, berhenti lagi setelahnya.

Tiba-tiba ada beberapa orang hendak naik.

"Ada yang ikut, pak...!", teriak penumpang di samping saya.

Dari posisi duduk saya di pojok dekat pintu mobil, saya melihat seseorang yang berbadan agak besar memberi isyarat pada yang lain. Saya pikir hanya dua orang yang masuk, tapi ternyata ada tiga. Dua bertopi dan yang lain tidak. Salah satu dari mereka memakai masker. Laki-laki yang memakai topi duduk di samping kanan saya, sedangkan dua lainnya di depan saya.

Saya mulai curiga dan menduga-duga.

Mula-mula, ketiga orang ini seperti ngantuk berat, nampak tidur. Namun, ketika saya perhatikan mereka melirik ke mana-mana. Tertuju ke semua penumpang yang ada. Di antara penumpang, kaum pria hanya saya dan seorang bapak tua di belakang pria yang bertopi dan memakai masker, selain ketiga pria mencurigakan itu tentunya.

"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang diciptakan-Nya", begitu saya membatin dalam diam.

Seketika, kaki kiri saya basah. Laki-laki tak bertopi itu muntah. Saya lihat ada air di sepatu saya, tapi tak ada cairan muntahan lainnya seperti anak saya muntah. Ini tidak biasa.

Di tengah kekalutan dikenai muntah, sepintas saya lihat laki-laki bertopi memanjangkan tangannya ke kantong celana saya. Namun dengan cepat dia tarik tangannya saat saya mengetahuinya.

Dugaan saya mulai kuat.

Merasa tidak nyaman, saya masukkan hape dan dompet ke dalam tas. Tiba-tiba, tanpa sebab yang jelas, laki-laki yang duduk di samping kanan saya pindah ke samping kiri. Beberapa saat kemudian, laki-laki tak bertopi itu muntah lagi.

"Mas, minggir mas!", ujarnya.

Ketika mobil hamir tiba di JMP (Jembatan Merah Plaza), tiga orang ini semakin membuat saya terndesak. Saya gerakkan tas gendong saya dengan keras.

"Lho, apa ini!!" Teriak laki-laki dengan penutup wajah sambil menarik tangan saya untuk mengalihkan perhatian.

Sementara itu, saya lihat temannya yang lain mencoba membuka resleting tas yang di dalamnya terdapat hape yang masih belum lunas dibayar.

Tidak menunggu lama, saya segera meminta sopir untuk berhneti. Dengan gerakan cepat, saya melompat keluar. Segera ongkos angkot saya bayar sambil mengecek dompet dan HP. Alhamdulillah, keduanya masih ada.

Saya kemudian mencari tempat yang tenang. Dari kejauhan saya mendengar sopir berkata kepada temannya, seorang penjual buah, "Anak-anak ngusir penumpang tadi". Entah apa maksud si sopir mengatakan demikian.

Alhamdulillah, Allah menyelamatkan saya dari tiga laki-laki yang berusaha mencopet itu. Saya yakin, Allah mendengar doa pasrah dan tawakkal saya tadi. Sebagaimana janji Rasul-Nya ketika mengajarakan doa tersebut.

Dari Khaulah binti Hakim, bahwa Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang berada di sebuah tempat lalu berdoa (Ø£َعُÙˆْذُ بِÙƒَÙ„ِÙ…َاتِ اللهِ التَّامَّاتِ Ù…ِÙ†ْ Ø´َرِّ Ù…َا Ø®َÙ„َÙ‚َ), niscaya tidak ada yang bisa memudharatkannya."

Hadits bernomor 3437 di Sunan atTirmidi ini menjelaskan tidak adanya daya makhluk untuk bisa membahayakan dan memudharatkan hambaNya yang berlindung dengan kalimatNya yang sempurna. Doa bernomor 5433
di Sunan anNasai ini adalah doa kepasrahan dan perlindungan. Sebuah bentuk tawakkal kepadaNya atas segala urusan.

Dari peristiwa ini saya berkesimpulan bahwa kalau kita berlindung dan bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan menolong kita. Semoga saya dan pembaca bisa mengambil pelajaran berharga dari kejadian ini. */Damanhuri, kontributor Gresik.

Rep : Luqman Hakim
Editor : Ibnu Basyier

About diehanue-mars

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Post a Comment